Jumat, 24 Desember 2010

IBU..IBUKUUU....


Ibu, tak lain wanita juga, dulunya gadis atau biasa disebut pula putri, lebih dulu lagi bayi perempuan. Dan sesuai kodrat-iradatNya ia beda dgn laki2, ia mengandung dan melahirkan serta bersama suaminya merawat dan mengantarkan anaknya (perempuan dan laki2) tumbuh berkembang kian besar, sejak bayi, balita, anak2, remaja sampai dewasa.

Tetapiiiii.... sebut saja tentang tugas mengandung selama sekitar 9 bulan dan melahirkan kemudian merawat bayinya, nyata, sungguh keseluruhannya tidak mudah dan sederhana. Mengandung dan melahirkan jelas bukan tugas lelaki, sehingga apapun bunyinya kaum laki2 hanya bisa mendukungnya se-baik2nya.

Betapa susahnya ketika ngidam tidak terpenuhi.
Ada kisah pribadiku ketika anak istri ngidam pada kandungan anak pertama. Ketika itu beliau ngidam Kelapa Muda (Degan Kambil Ijo, utk diminum airnya dimakan kelapanya yg masih kemlamut) tapi khusus dari pohon Kelapa yang ada dihalaman rumah Skh dan minta dirikulah yang memetikkannya, padahal pohonnya tinggi2. Pertanyaannya andai kebetulan pohon2 itu tak berbuah atau tak ada yang cukup muda untuk dipetik? Untunglah buah yg diingini itu ada dan kuberanikan diri memanjat utk memetiknya…eee trnyata hal itu tidak hanya sekali tp beberapa kali dalam sebulan jadi bolak-balik bgmanapun ya kupenuhi.

Kemudian mengandung anak kedua, permintaannya buah salak tp khusus jenis pondoh yg hrs dibeli di pasar Beringharja Yogyakarta. Ketika kubelikan Salak Pondoh tapi di Pasar Gede Solo ternyata beliau tidak mau menyentuh smaskali dan minta untuk dicarikan lagi. Kesimpulannya entah beliau atau sang janin dirahimnya yg tahu klu Salak itu bukan kebeli di Beringharjo, mk esoknya langsung kupenuhi. Kebetulan sepasar itu hanya ada tinggal satu pedagang yg punya buah itu yg tinggal sedikit, saat itu hujan deras lagi. Lalu dengan cepat kubeli. Lucunya ibu sepuh sang penjual itu menebak dgn tepat dan tak mau kubayar, tebakannya “Ndoro, menapa punika kagem keng garwo ingkang nembe nyidham?” Tentu saja kuterpana…dan bisaku sekedar menjawab sekenanya “Injih mbah”   Dan ketika kusodorkan uang beliau menolak dgn halus tp tegas dgn bahasa yg kira2 jk tak salah ingat tapi intinya : “Oh ndoro, beja temen kula punika, salak menika kantun sisa bathen lha ko malah saestu dipun betahaken priyayi ingkang badhe lair ing alam donya punika, sumagga dipun asta kemawon, kula lega-lila malah remen sanget, sampun enggal kondur amargi keng garwo sampun saestu nengga panjenengan”….dan entah bgmana sikapku kecuali trimakasih dan secepatnya pulang. Benar saja istriku sangat gembira dan entah berapa buah yg saat itu beliau makan seketika. Pertanyaannya, bgmana jk buah itu tak kutemukan sampai bayi lahir? Dan bgmana jk suami tdk bisa memenuhinya dgn alasan apapun?.

Selanjutnya, anak lainnya…bliau menginginkan buah Nangka tp harus saat itu (kira2 ba’da isya’ dan harus dari pohon dihalaman rumah kakak di Kartasura). Hebatnya, tak lama setelah rasan2 itu kakak menelpon jika pingin ke Kartasura disediakan Nangka yg baru sore tadi dipetik, padahal kakak tidak tahu samasekali jika besuk pagi2 kuberniat ke rumah kakak itu utk menanyakan ada Nangka matang dihalamannya atau tidak. Maka secepatnya kugeber gas menjemput Nangka dambaan itu untuk sang istri tercinta demi sang bayi dikandungannya….
Pertanyaannya, kenapa ada peristiwa serba kebetulan itu? benarkah kebetulan?.

Bagiku sungguh itu istimewa sekaligus misteri. Silakan yg mau bilang “kebetulan atau takhayul atau gugon tuhon atau cerita kampunganlah atau apapun”, bagiku itu tetap saja sejarah yg nyata!. Bahkan, apa pula anggapan orang jika beberapa kali diriku sendiri begitu ngebet pingin sesuatu berupa makanan atau pingin kemana yg hrs secepatnya kupenuhi disaat istriku mengandung, ya beberapa kali artinya tidak hanya satu kali sehingga itu menjadikan diriku sendiri dan istri menyadari diriku ikut2an ngidam!. Sebagaimana juga kejadian nyata didiriku ketika anak pertama kami akan lahir dan ketika itu kami sekeluarga besar menunggu tiba2 ketika kusujud dirakaat pertama sholatku perutku mendadak sakit sedemikian rupa, melilit sperti diperas habis2an sehingga kubekap perutku dan kuterguling disajadah, kebetulan dikamar itu ada 2 keponakanku yg tentu melihat keadaanku itu, yg kemudian kuulang sholatku dlm keadaan perut masih terus melilit-lilit dahsyat   yg tak pernah sekalipun kurasakan sebelumnya….lalu tidak lama lahirlah Fahmy  anakku dan perutkupun nyaman kembali!.

Bagiku semua itu menjadi kesadaran betapa saat2 berlangsungnya seluruh proses diciptakannya bayi dirahim ibu dan saat melahirkan adalah kurun waktu teramat khusus, teramat berat dan dahsyat. Puncaknya adalah “pertaruhan antara hidup dan mati” yang teramat nyata yaitu ketika proses melahirkan!. Yuk, siapa laki2 yg menyangkal ini?. Ya, ceritaku ttg ngidam dan melahirkan inipun sungguh “hanya” sekelumit belaka dari seluruh proses itu!.

Kisah tentang ibu dikala mengandung dan melahirkan masih harus diteruskan keproses perawatan jabang bayi sejak lahir cenger sampai fase 3 bulan pertama, yg disebut jabang bayi benar2 masih merah. Kenyataan absolute ttg bayi merah, ia tak lebih dari manusia tanpa daya samasekali dgn kelengkapan indra dan fisik lainnya yg belum berdaya, walau didalam tubuhnya organ2 telah berfungsi termasuk kasat mata degub jantung, pergerakan dada dan perut oleh nafas, mata dan gerakan sederhana anggota2 tubuhnya serta suara2 sederhana yg bukan bahasa dewasa kecuali bahasa bayi, senyum dan ketawa serta yang utama tangisnya.

Dalam situasi dan kondisi seperti itu, ibulah manusia paling inti yang berperan penuh baginya. ASI-nya sumber kelestarian hidupnya, sentuhan dan rengkuhannya sumber perlindungan utama, pelayanan mandi dan berpakain sumber kenyamanan, dst yang tak terbilang, yang harus setiap saat setiap waktu 24 jam seharinya bayi itu membutuhkan. Bunyinya mau tak mau suka tak suka siap tak siap, tak kenal istirahat cukup tak mugkin tidur berjam-jam, tidak ada kata tidak bagi seorang ibu kepada jabang bayinya!. Yuk, takar kemampuan laki2 utk setiap saat memenuhi seluruh kebutuhan jabang bayi yang juga anaknya itu sebagai ayahnya. Jujur kuakui, dalam melakukan seluruh aktifitas vital bagi jabang bayi itu pribadiku tak sekuku hitamnya dari istriku!. Dan jahatku, kadang terbetik “ah itu memang sudah kodratnya, itu memang sdh fungsi dan tugasnya, aku kan yg mencarikan rizki utk memenuhi kebutuhannya juga, aku kan pelindung seluruh keluarga, aku kan kepala rumah-tangga, dst dst”. Mungkin ada benarnya tapi jelas juga salah. Disitulah “barangkali” seorang suami, seorang ayah dan pastinya laki2…tergelincir!.

Pertanyaan berulang :
  1. Tahukah bahwa calon ibu ketika awal mengandung menginginkan sesuatu dgn teramat sangat yang entah dorongan dari mana tp yg jelas dari jaman beula disebut ngidam?. Bagaimana ngidam itu terpenuhi sadar tak sadar, sengaja tak sengaja? Apa peran sang calon ayah atau suami yang istrinya ngidam itu?
  2. Tahukah bahwa saat2 sang istri melahirkan itu seluruh daya-upaya naluriah batiniah dan fokus fikirannya sepenuhnya ditumpahkan dicurahkan atau apalah lagi sebutannya yg mudahnya dikatakan seluruhnya “dipertaruhkan termasuk nyawanya” sehingga jika tak kuat kemudian mati maka ALLOH SWT memberikannya status Mati Syahid???  Apa saja sikap, tindakan dan peran suami disaat itu?. (Mendampingi? Berdoa tiada henti dan bermandi airmata? Atau bagaiamana dan dimana?).
  3. Tahukah bahwa setiap detik satiap saat jabang bayi yang telah lahir memerlukan membutuhkan perhatian penuh apapun wujudnya, sebut yang normal2 sajalah dari orang tuanya? Apa dan bagaimana sikap batin sikap lahiriah dan tindakan2 penting seorang ayah? Sebut saja yg sederhana2…ketika bayi oeeek oeeek…setiap saatnya, ketika bayi buang air kecil atau besar, ketika bayi sdh saatnya mandi, ketika bayi badannya panas, apalagi ketika kulit bayi membiru dan mulutnya mengatup keras, tubuhnya mengejang??? Jangan2 sang suami ktika anaknya nangis atau mulai rewel sang suami (yg tak lain adalah ayah si bayi yg membutuhkan perhatian itu) justru gedumel dan bhkan memaki istrinya yg tidak tanggaplah yg tdk tanggungjawblah yg tdk pandai mengurus anaklah yg belajaranlah yg tdk cekatanlah yg tdk hati2lah bhkan yg mengganggu kerja ayahnyalaaah dst dst. Intinya sang istri yg sdh sdmikian rupa beratnya kadang ada saja masih juga dipersalahkan (ga tau lagi dimana istilah cinta-kasih-sayag yg duluuu sdmikian menggebu pada istrinya). Semua itu setiap saat dan yang gentingpun bisa terjadi setiap saat tak mengenal waktu….

Ibu, wahai ibu…pantas sepenuhnya setiap anakmu absolut berbakti kepadamu hingga tiga tingkatan tertinggi baru yg keempatnya ayah.

Ibu, patut belaka jika surga anakmu dibawah telapak kakimu, bukan dibawah telapak kaki ayah.

Ibu, layaklah jika disetiap hati anakmu maka namamulah yg tertoreh paling atas dgn tinta emas kemuliaan yg tak terhapuskan tak tergantikan selamanya.

Ibu, sentuhanmu pelukanmu adalah sentuhan pelukan yg paling didamba oleh anakmu. Bahkan seulas senyummu pun telah membuat manusia paling penakut menjadi berani tanpa berfikir panjang menerjang lautan api. Sepatah katamu menjadikan manusia yang teramat bersedih hati seketika berubah gembira dan lega. Sepotong restumu menjadikan manusia paling tak berdaya berubah menjadi superman. Ucapanmu menjadi doa termata makbul. Dan anak yang durhaka kepadamu tiada akan pernah ada kata maaf dariNya sehingga celaka selamanya dialam manapun.

Ibu, kodratmu atas IradatNya menjadi wakil  teramat nyataNya bagi anakmu didunia ini.

Ibu, duhai ibu…tiada apapun yang dapat kupersembahkan kepadamu yang dapat “mengganti setitikpun dari tujuh samudra pergerakan lahir-batinmu kepadaku, anakmu ini”.

Ibu, oh ibu…sementara begini sulitku menjadikan diriku ini sholeh sebagaimana didikanmu doa dan dambaanmu kepadaku sebagaimana tuntunanNya…sehingga apalah dayaku untuk membantumu ah mustahil…sementara engkau justru telah teramat nyaman disisiNya…bukankah justru anakmu ini yang masih dan tinggal berharap bantuanmu…

Ibu,  ibu…..ibuuuuu…..maafkan anakmu ini, apatah lagi yang terutama didalam seluruh waktu dan segenap ruangku ini jika bukan kata maafmu….duh ibukuuuuu………………

Rabu, 22 Desember 2010

TIM NAS SEPAK BOLA MENGUKIR PRESTASI


Negeri dan bangsa ini sudah sedemikian haus prestasi, khususnya Sepak Bola.

Tak dipungkiri popularitas cabang olahraga satu ini sejak lama menduduki rangking tertinggi, nyaris tak pernah tergeser oleh cabang lainnya. Dulu memang sempat tergeser oleh Badminton dimasa kejayaan Rudi Hartono Cs yang mempersembahkan segudang prestasi, mengharumkan nama Indonesia dilevel Internasional. Juga pernah kualami dan masih terbayang jelas betapa masayarakat terbuai oleh kehebatan sang seniman Tinju Muhammad Ali, sehingga pernah pelajaran sekolah ditunda sebentar "hanya" untuk memberi kesempatan seluruh siswa dan guru ramai-ramai berkumpul di Aula Sekolah menyaksikan pertandingan Tinju itu lewat layar kaca 17 in.

Sepakbola, sulit menemukan orang yang tidak menyukainya, kalau toh ada ibu-ibu atau bapak-bapak tidak suka bukan berarti anaknya yang masih balita tak dibelikan bola sebagai sarana bermain ditaman-taman, dihalaman rumah bahkan tak jarang didalam rumah sehingga berantakanlah segala perabotan, termasuk pernah kaca jendela rumahku pecah berhamburan gara-gara bola yang ditendang anak kecilku. Apalagi bagi yang memang hobi, sehingga belum lama berselang, sekeluargaan bergabung dengan ratusan orang heboh habis sampai subuh di sebuah cafĂ© Jouragan Kopi Samarinda untuk “nobar” pertandingan final Piala Dunia. Cukup dengan sebuah bola maka siapapun bisa memainkan dengan riang gembira, dimanapun didelapan penjuru arah diseluas nusantara ini, memang!.

Sepakbola Indonesia, didalam negeri berbagai kompetisi tidak pernah lengkang memenuhi waktu, dari kompetisi tingkat RT sampai Nasional, dari SD sampai Perguruan Tinggi, dari proyek-proyek kecil hingga perusahaan-perusahaan raksasa, dikampung-kampung pelosok desa hingga metropolitan, dimanapun, dalam banyak kesempatan, dalam berbagai bentuk hingga pernah kuikuti pertandingan sepakbola 17 Agustusan se-RT, walaupun harus dengan memakai pakaian longdress milik istri tersayang (akhirnya ya sobek juga si).

Tetapi jika sudah bicara prestasi sepakbola Indonesia diajang Regional apalagi Internasional, siapapun anak bangsa ini mengelus dada. Sebuah kenyataan yang memprihatinkan. Lebih tepatnya dikatakan saja sebagai kehausan yang memang seakan sudah mendekati titik nadir untuk sebentar lagi saja frustrasi total alias depresi jika tak mau dibilang putus asa. Sehingga tak heran kompetisi di ajang Asia Tenggara tahun ini membuncahkan harapan yang kini seakan sudah menjurus euphoria. Kegembiraan yang sedemikian heboh ditengah suasana kesedihan dan keprihatinan bangsa yang sudah bertahun-tahun diterpa bancana alam berurutan sambung-menyambung dan sekian persoalan besar bangsa!.

Eforia prestasi sepakbola dan suasana keprihatinan “gunung” persoalan bangsa dan negara. Bolehlah kita semua berharap sekaligus berbangga dengan prestasi itu namun sungguh tak layak larut kedalam eforia. Apalagi eforia itu menjangkiti petinggi-petinggi negeri yang dipundaknya terpanggul kewajiban teramat dahsyat “gunung” persoalan bangsa dan negara. Ini sekali lagi menuntut kearifan jika tak mau dianggap aneh-aneh oleh orang yang berfikir jernih tentang situasi-kondisi riil bangsa dan negara kesatuan Republik Indonesia, saat ini.

Ayolah saudara-saudaraku, persoalan bangsa ini tak kan cukup waktu kalian punyai untuk menyelesaikannya, memperbaikinya, mengarahkan kejalur yang benar tepat kearah wujud adil dan makmur, cita-cita kita semua!.
Selamat, dan kita semua bergembira oleh prestasi itu namun pleaseee…ah….


Senin, 22 November 2010

MENGHARGAI DAN BISA NGRUMANGSANI (INTEROSPEKSI)

oleh Wong Embi Yen pada 22 November 2010 jam 23:43
                                                                                                                     (Pindahan dari FB)

Ada esensi yg tak terpenuhi, tampak terpinggirkan dianggap tak terlalu penting bhkan mungkin tak tersadari utk dapat hidup harmonis dimuka bumi ini, yaitu rasa "menghargai" dan rasa "bisa ngrumangsani" 

Katanya kita bangsa yg taat beragama bahkan ditambah dgn "rasa unggul" karena merasa sbg bangsa berbudaya adiluhung. Yuk kita coba jujur pada diri sendiri, kanthi ngetek rasa bisa ngrumangsani nglindhih rasa rumangsa, anggep saja sbg obrolan sinambi leyeh2 lesehan neng warung he' pinggir dalan Slamet Riyadi (Solo)

Pertama-tama, maaf jika menggunakan bahasa2 yg rada sarkastis tp ada alasannya yaitu, kita sdh trlalu dilenakan olh kbiasaan basa-basi dan menggunakan istilah2 yg diperhalus tp jadinya malah mlethot ga jelas tur malah biasane nggo topeng (menutupi jeleknya pdhal itu yg maunya diperbaiki).
Contoh : Ga mau disebut Miskin Bodoh dan Kumuh mk disebut "Terbelakang" "Kurang beruntung" "Belum tertata". dll dll. Pokoknya jadi serba disemukan. Mungkin tadinya utk tujuan (yg dianggap mulia) utk menjaga martabat atau harga diri, tp ditahap selanjutnya ga bisa mewujudkan perbaikan lalu malah persoalan kemiskinan kebodohan dan kekumuhan itu meledak memburai tak bisa ditutupi lagi bhkan kedlarung-dlarung spt sekarang ini, menjadi PROBLEM BESAR negara!. Lebih celakanya lagi azas keadilan (sbgmana cita2 yg tertera di mukadimah UUD 45) sama sekali jauh panggang dari api!.

Apalagi dulu, orang yg ngomong beginian ini pasti ga lama ditankap diinterogasi dan ga tau selanjutnya he he he... maka era itu habis pentas pun musti apel kekantor Polisi, lha iya Polisi kan juga manusia belaka ta, ya mangan gaji semata yg jg tak bisa dipakai ber-mewah2 (kcli oknum2 tertentu), yg jg sanak kerabatnya banyak yg miskin bodoh dan kumuh juga yg mestinya menjadi tanggung-jawabnya juga utk memperjuangkan nasibnya. bahkan pak RT pak RW dan pak Camat pun harus laporan siapa2 yg vokal dikampungnya, tp mudah2an skr sdh berubah (klu belum yaaa...memang negri ini ga bisa diajak maju) . Jaaan jaman edan tenan ha ha ha...

Yuk kembali ke laptop!

Kedua, bab derita penyiksaan TKI, harus berani mengoreksi diri sendiri dulu sebelum bicara yg berkaitan dgn bangsa lain. Blak2an tanpa tedeng aling2, yuk

Kebetulan jelek2 gini saya juga pernah jadi TKI di Arab Saudi selama 2 Tahun (1982-1984), sama belaka dgn saudara2ku para pembantu rumah tangga, sopir, montir dan cleaning service yg dari duluuuu hg skr jadi masalah terus tanpa henti. hmmm...pdhal sangat MENGUNTUNGKAN negri ini, shg ada yg menyebut pahlawan devisa! spt juga Guru pahlawan tanpa tanda jasa he he he...

Ketiga, ini buka2an ya, telinga ini sebenarnyalah sudah teramat risih mendengar celoteh ra genah bhkan amuk2 tanpa dasar pemahaman yg jelas (ra ngerti dodok selehe), pada keminter, pada sok pembela kebenaran, dst. Yang paling mengerikan dari tingkah laku manusia2 yg bisanya bekoar itu jika kemudian ada yg menyebut (jangan salahkan) MUNAFIK dan masih untung jika sekedar kusematkan dijidatnya sebutan pahlawan kesiangan.

Satu pertanyaan kecil saja (sebelum kita kupas lebih lanjut), pengiriman TKI itu sejatinya SIAPA YG BUTUH? kita atau bangsa lain yg menerima kiriman TKI itu? bedakan tegas2 dgn Pengiriman tenaga untuk "membantu" "menolong" atau transfer knowledge dst.Seterusnya, andai kita kaya, andai di negri ini tak kekurangan lahan pekerjaan (Pemerintah RI mampu memenuhi hajat hidup segenap bangsanya) maukah TKI itu dikirim atau mendatangi negara lain?

Kita buka sedikit, contoh kecil saja negeri yg kini maju Korea Selatan saja masih dan sangat bangga dgn tenaga kerjanya yg sangat banyak bekerja di negara2 timur tengah itu terutama. Mereka mampu menempatkan diri sbg bangsa yg WIN-WIN dgn negara2 yg didatanginya, utk mencari nafkah juga tetapi kmudian sembari memasarkan produk2 dlm negrinya!.

Contoh lain, Philipina, berapa banyak warganya yg hidup bergantung dari keberadaannya sbg tenaga kerja asing? kenapa mreka bisa dan mulus2 saja? Dua negara itu mengirim dalam wujud komplit/lengkap warganya mulaii Labour (tenaga kasar) sampai manajer2nya (yg memang AHLI dan PROFESIONAL dibidang yg dibutuhkan dimana dia bekerja). Sehingga ketika itu kita mendapat kepercayaan dari Arab Saudi utk membangun beberapa proyek yg sangat2 prestisius disana (saya ikut disalah satunya), tp krn sekali lagi kita TIDAK MAMPU, mk harus mau DIGESER (klu ga mau malah akan di take over olh owner) utk dialihkan dan dilanjutkan olh para ahli negara lain yg MAMPU, pilihan mrka ya itu tadi, Korea Selatan.

Sampai disini apakah masih mau tanya kenapa???. Atau itu disebut cerita usang??? Tidak, itulah kenyataan yg terjadi. jadi... jangan malah kita menjerumuskan diri sendiri kian dalam utk jadi bahan tertawaan bangsa2 lain.

Keempat, nah ini bagiku pokok persoalannya yg sesungguhnya "sedemikan sederhana" sbg wujud implementasi ajaran agama dan dijunjung tinggi di adi-luhungnya falsafah budaya bangsa, yaitu kemampuan utk "MENGHARGAI dan BISA NGRUMANGSANI.

Kita kupas sak gaduk2ku masalah itu (biar waktu kerjaku tersita utk nulis ini, lha wong lagi rada ndongkol he he he...).

Sebenarnya "kedalaman" pengetahuan ttg dua hal diatas itu rasanya ga perlu dibahas, kan semua sdh faham belaka (bukankah bangsa ini penuh dgn orang PANDAI, WINASIS, MUMPUNI, LEBDA TUNTAS ING KAWRUH, tidak hanya yg senior bhkan buanyaaak anak2 muda yg sdh memakai sematan aneka ragam titel resmi setengah resmi dan.. sampai2 memakai sebutan Ki inilah Ki itulah, dst dst, pokoknya sebenarnya mualeees puoool, 'ngko malah disebut nguyahi banyu segara he he he...). Maka tadi kubilang saja sekedar obrolan di warung he'

MENGHARGAI, sedemikian banyak dan mudah didapat makna menghargai itu, seperti : Bgmana orang2 inggris atau amerika dll bilang "thank you" setiap ditawari sesuatu yg sebenarnya jg berarti menolak atau sudah, atau ktka orang2 bule itu nonton pentas Orkes Symphony atau nonton Tenis dll dll yg ketika harus tepuk tangan mrk tepuk tangan tulus (tidak memihak orang per orang tp memihak permainan bagusnya) dan ktka pertunjukan sdg dimainkan mrk diam total memperhatikan penuh PERHATIAN, sampai sdmikian heniiiingnya.

Bhkan ktka mrk menganggap ada yg perlu mendapat penghargaan lebih mrka berdiri serempak dan memberikan applous puanjaaaang dgn wajah yg tulus berseri-seri (bukan dibuat-buat krn memang tebit dari DALAM JIWA yg sdh OTOMATIS BISA menghargai karya, kinerja dan prestasi orang lain).

Juga bgmana bangsa jepang yg bgituuuu snang utk memotret (mengabadikan utk menjadi koleksi berharga pribadinya), dan konon mrka (setiap individu) punya prinsip hidup hrs meraih sejarah hidup terbaik (jgn tanya knapa mrka menjajah, tp klu mau ayo juga dibahas).Mereka sangat menghargai hidup dan menghargai hal2 yg menurut mrka patut dihargai dan diabadikan.

Juga bgmana Pemerintah Saudi Arabia tanpa henti memperbaiki meningkatkan menomor-satukan memprioritaskan kualitas pelayanan, kemudahan, keselamatan dan kenyamanan lengkap dgn fasilitas2 yg "super" bagi para jamaah haji dimana mrka sangat SADAR sbg tuan rumah yg tak boleh jelek apalagi GAGAL (sepanjang sejarah, adakah yg dapat kita nilai gagal?). Mereka sangat pandai menghargai tamu (dan jgn malah brfikir trbalik seakan Arab Saudi kaya dan bisa bgitu krn setiap tahun sekian juta orang berhaji krn stiap wktu orng datang utk umrah), sementara semua tahu belaka negri mrka ladang minyak kualitas tertinggi didunia, jg ladang emas dan sjk jaman dulu kala makkah adl pusat perdagangan bangsa2.

Tetapi juga bukan sekedar bgmana orang bolak-balik ngomong, bagus bagus baguuus...atau great job, good work...dimulut!.

Intinya, menghargai atau orang kjni lebih seneng menyebut meng-apresiasi, bukan sekedar dimulut aplg dibuat-buat yg malah bisa2 kebablasan jadi nyinyir (tdk sesuai kenyataan), tetapi sungguh TULUS TERBIT DARI HATI TERDALAMi (tumusing ati) dan.....(yg paling penting) diwujudkan dengan TINDAKAN NYATA!.

Sampai disini bukankah teramat nyata kita kesulitan membuktikan kita sudah punya, menjiwai dan selalu bersikap seperti itu????

Kita lanjutkan!

Diatas itu sekelumit saja contoh bgmna sikap apresiatif bangsa2 lain dlm kehidupan mrka se-hari2.

Sekarang, giliran bgmana kita, dan ini hrs berani jujur, berani mengakui kelemahan sndiri mk hanya dgn begitulah akan dpt dpt memperbaiki diri ...(katanya, klau pingin dihargai olh orang lain hrs bisa menghargai diri sndiri, artinya memang menjadikan diri pantas, patut, layak, semestinya dihargai, jangan minta diperhatikan dan dihargai jika memang ga pantas, aplg ngisin2i ta?).

Padahal kita juga mafhum belaka bahwa "hanya" dgn sesorang bersikap menghargai kpd orang lain, mk orang yg dihargai itu akan mrasa bombong diorangkan diuwongke, yg dampaknya dia akan lebih mawas diri, lebih menjaga diri, lbh keras meningkatkan kualitas diri, lbh semangat utk meraih prestasi2 lebih dr sebelumnya. Intinya tambah semangat!.

Apa yg kita lakukan ktka tahu anak kita meraih prestasi tinggi disekolahnya? Tentu berbagai cara kita lampiaskan utk memberikan penghargaan kpd anak itu...malah dgn embel2 "Tingkatkan terus ya nak minimal pertahankan!" dst.

Apa yg kita lakukan ktka kita bertamu dirumah sahabat atau saudara, tp yg kita datangi itu bersikap acuh tak acuh? tentu jg berbagai cara kita utk melampiaskan kedongkolan!.

Apa yg dilakukan olh para orang tua ktka kedatangan muda-mudi dilingkungannya utk minta sumbangan 17 Agustusan?, anak2 itu bersemangat skali krn merasa itulah salah satu wujud persembahan kpd tanah air yg dicintainya. Maka masih seberapa banyakkah orang tua yg juga bersemangat tinggi ikut hablur dlm Semangat Kemerdekaan Negerinya???

Jikalau semangat itu masih dan tetap membara didada segenap anak bangsa ini maka pasti gaung nasionalisme, patriotisme, nilai2 luhur '45, sekali merdeka tetap merdeka, wawasan nusantara, garuda pancasila, halo-halo bandung, padamu negri, dst dst dst tetap membahana penuh kebanggaan dan dimana-mana indonesianis akan memakai kaos merah putih bertulisan : I Love Indonesia, I'm Indonesian, Sekali Merdeka tetap Merdeka, Dimana Bumi Dipijak Aku Tetap Indonesia dst dst dst. Sebagaimana bangsa2 maju teramat membanggakan negerinya.

Dan kita akan melihat taburan tak henti2 prestasi2 prima para atlit, para wakil lomba science internasional, para ahli ber-lomba2 bekerja keras dibidangnya masing2, para ilmuwan bersemangat menemukan ilmu2 baru yg bermanfaat besar bg kian tumbuh berkembangnya kejayaan negri, para seniman kian produktif menelorkan karya2 seni yg kian berbobot dan kreatif-inovatif seiring dgn perkembangan dan kemajuan kemakmuran negri ini.

Sama sekali bukan kondisi yg kian hari justru kian terpuruk. Etos belajar, etos kerja, etos bela negara, etos kegotong-royongan dalam kebersamaan serasa-senasib-sepenanggungan sebagai sebuah bangsa yg besaaar kian merana rapuh dan menjadi barang langka!.

Tak terasa, budaya adiluhung yg dulu begitu terasa dengan kobaran semangat dengan greget dgn gairah dan menghasilkan kualitas tinggi dan penuh harap itu kini...kian merosot menjadi budaya SEADANYA DAN ASAL2AN, malah budaya HURA2 DAN BER-MEWAH2 yg jauh dari kenyataan kehidupan rakyat banyak, budaya TAK TAHU MALU DAN JUSTRU BANGGA DGN YG SEHARUSNYA DIMALUKAN, dst dst... lihat saja contoh kecilnya disemua tayangan stasiun2 televisi lokal eh nasional, malah anakku bilang budaya cecereme ya pa...(Mau bukti?. Lihat, ketika dilingkungan sendiri seakan waaaah tp begitu disandingkan dgn bangsa lain, apalagi jika harus bertanding, apa kenyataannya? sebut saja pertandingan apa even apa he he he...).

Lalu apa juga yg diperbuat ketika sekian banyak Guru Besar, Para Ahli Utama dan Madya, Para Peneliti di perguruan2 Tinggi besar, para praktisi yg jg alumni Perguruan2 Tinggi dan Sekolah2 Tinggi klas berat termasuk jutaan sarjana bangkotan dibidangnya masing2, para Jendral, Para Perwira Tinggi dan Menengah yg jujur, yg kesemuanya bekerja tanpa kenal korupsi kolusi dan manipulasi, tetapi kehidupan ekonominya pas-pasan?

Lalu apa yg diperbuat ketika para petani dan para nelayan selaluuu dalam kondisi menjerit.

Lalu apa yg telah diperbuat ktika (yg sdg in habis skr ini)  DAFTAR RIBUAN TKI DISIKSA DINEGERI ORANG terpampang ?.

Lalu apa yg diperbuat ketika para veteran Kemerdekaan bahkan janda2 pahlawan hidup dgn kehidupan ekonominya yg teramat memiriskan hati yg bongko sekalipun!. dst dst dst....cuapeeeek entek amek kurang golek !.

Kiranya cukuplah itu saja yg tersebutkan dari gunung kerusakan akibat dari tipisnya kemampuan MENGHARGAI.

Sikap pandai Menghargai, kita sudah tahu belaka dampak positif luar- biasanya. Dan kitapun mafhum sepenuhnya, semua kerusakan sekarang ini juga tak jauh2 dari tipisnya faktor ini. Sudahlah!.

Baik kita segera sadar dan tak perlu mencari kesalahan orang, toh juga saudara sendiri. Tapi mari yakinkan pembelajaran tentang ini kita mulai SEGERA!.

                                                        (hhhh...belum selesai juga ni yaa...masih satu bab lagi...)

Minggu, 21 November 2010

DENDANG BUNDA

- Wong Emi Yen -
OHOOI

Tembang-tembang buaian ibunda berbagai daerah
berkesan mendalam menyentuh relung jiwa
kenangan teramat berharga masa kecil
samalah jua dimanapun seorang anak dilahirkan
dendang ibu kepada bayinya dikala menimang menggadang
dengan belai kasih sayang dan urapan air mata pujian dan lautan doa

Dendang pituah bundo diiring saluang mendayu-dayu
tembang nasehat indung diiring kecapi mengalir lembut
pupuh macapatan biyung diiring gender dan rebab angragin
beribu adat bangsa nan adiluhung petatah-petitih nasehat mulia

Kesitulah lamunan menerawang
seluruhnya melayang-layang ringan
diatas gugusan pulau ratna mutu manikam
demi satu kenangan tampak nyata diruang mata

Segenap anak bangsa di nusantara
apalah kiranya kata hati jika teringat kembali
segala pengalaman masa kecil ditanah tumpah-darahnya
pertanyaan dan jawaban dalam hidupnya menentukan nilai dirinya belaka

Ingatan tentang tembang-dendang mendayu mengalir lembut angrangin
ibu kepada anak-anaknya yang siang malam menimang dan menggadang
dengan belaian tulus kasih sayang dan memandikannya dengan lautan air mata
pujian harapan dan doa agar menjadi anak berguna bagi agama negara dan bangsa

Ohooiii....
Tengrarong, 21 Nopember 2010

Jumat, 19 November 2010

BILA ADA CINTA-KASIH-SAYANG

- Pindahan dari FB Wong Embi Yen -
Bila ada cinta-kasih jarak tak bisa memisahkan hati
sebaliknya berdampinganpun belum tentu bisa menyatukan hati
insan dari kata uns yg bermakna sosial sebagai kodratnya
semestinya hidup tak menerjang arus dan nafsi-nafsi
tetapi saling mengasihi saling menyayangi
sebagai sesama, sahabat dan saudara belahan jiwa
demikianpun dgn alam semesta, sesama ciptaanNya semata.


  • Ratna Aulia Fatih menyukai ini.

    • Taufik Heru cakep neeh yang ini, izin share yaa..


    • Wong Embi Yen
      Maka hidup tak harus berselimut amuk-kemrungsung, cemas-takut, kecil hati-gagap, termangu-mangu-meragu, tak menentu-tanpa arah pasti.
      Panjang perjalanan bukan kewenangan manusia kecuali mengupayakan bentuk-wujudnya dgn ikhtiar yg berpedoman pada aneka pilihan, pilhan yg hanya akan berujung dua saja, sepenuhnya tersila pada masing2 pribadi.
      Duduk bersama dalam majlis silaturakhim atau sama2 berdiri meneruskan kekerasan hati pertengkaran dan perebutan yg bisa2 tanpa henti...krn itulah nas pula adanya, nas sang penggoda, Setan namanya.


    • Wong Embi Yen ‎@Taufik Heru : silakan dgn senang hati


    • Wong Embi Yen  
      Bahkan, jarak antar alam yg memisahkan tak akan mampu membatasi hubungan jiwa, krn ia lintas batas, krn sesungguhnya jiwa tak ada kata mati atau terputus kecuali sengaja memutuskannya, he he...bgitu yaa?


    • Taufik Heru seep.. Sederhana, mudah dicerna dalam maknanya. Pujangga bener neehh, Lanjutkan!


    • Wong Embi Yen
      Ketika seseorang berkeyakinan hubungan hanya dilakukan antar sesama yg hidup, maka pertanyaanya, yg mati itu raganya wadagnya lahiriahnya atau jiwanya? bknkah bg yg percaya sebelum ruh ditiupkan kedalam janin mk belum disebut hidup? jadi ruh atau jiwa kemana? bukan mati tetapi berpindah tetapi tetap hidup, dan siapa yg punya ingatan? yg hidup atau yg mati? jika yg hidup mk sang jiwa yg tak pernah mati tentu tidak akan kehilangan ingatan. begitulah kodratnya.
      Maka bg yg percaya anak soleh dapat menolong orang-tuanya yg telah berpindah alam, bukankah itu tekanan kpd anak agar menjadikan dirinya soleh? maka kumpulan orang soleh apalah bedanya?
      Jadi, sepanjang sama2 satu channel didalam kesolehan maka hubungan kasih-sayang tak kan terputus!.
      Insya Allooh...!!!


    • Ratna Aulia Fatih Nanti di surga gak ada jarak yang memisahkan lagi ya pa?

    • Wong Embi Yen
      He he..bukankah seluruh insan yg pernah ada sampai detik ini yg sdh berapa milyar banyaknya hakekatnya ada dilahirkan oleh satu manusia belaka, Adam As, bapak sekalian manusia, dan Hawapun bukan dicipta tersendiri tp konon diambil dan dijadikan dari tulang rusuk kiri Adam?

      Hanya Adam yg dibentuk lalu dihidupkan lalu Hawa, kemudian setelahnya seluruhnya dilahirkan dari rahim bunda, dan hidup bukan setelah dilahirkan, ttapi ketika didlm rahim itu...lahir dari alam ruh...dibagian perut sang bunda, siapapun itu kemudiannya.

      Maka benarlah perintah utk berbakti kpd ibu ibu ibu yg mengandung dan melahirkan lalu tak boleh tidak kpd bapak, krn bapak bukankah ekivalen dgn sang Adam yg memulai keberadaan manusia?

      Kaitan dgn topik awal, adalah Adam dan Hawa biarpun dipisahkan jarak Falestin dgn Cina-India....perjalanan mempertemukan kemanusiaannya yg tetap menyambung jua krn hati yg tak pernah terpisah, walau beribu rintangan menghadang dgn alam yg super ganas tak bersahabat dan waktu yg 100 tahun, akhirnya bertemu juga....di Gunung Rahmah!.

      Subkhanalloh. didunia fana saja artinya ketika sang jasad mash menyatu dgn jiwa, sepanjang satu channel luasan bumi yg memisahkan keduanya itu akhirnya takluk utk mempertemukan disatu titik tempat, Jabal/Gunung Rahmah. Suatu gunung di Arafah...tempat berkumpulnya, bersilaturahimnya (mustinya segenap) manusia, seluruh adam-adam (dan hawa-hawa).

      Nyatalah, sekelumit saja dari keseluruhan makna haji adalah ketika manusia telah berkumpul didlam pertemuan agung (silturakhim...perhubungan antar ruh) di Padang Arafah!.
      semoga realitasnya sungguh2 seluruhya ada dalam satu channel, tetapi wallohu'alam, hanya DIAlah yg tahu hasil akhirnya!.



    • Wong Embi Yen  
      Satu memandang yg banyak
      yg banyak memandang yg satu
      dan ketika yg satu memandang yg satu

      duhaiiiii apalah namanyaaaa????


    • Wong Embi Yen Hallo Ratna cayangku...memperhatikan juga ya, syukurlah.


    • Wong Embi Yen
      He he ...pertanyaan yg mengiringi pemahaman yg telah melewati makna hidup yg takkan pernah mati krn faham jika itu jiwa, dan yg mati hanyalah jasadnya.
      walau sebenarnya masih mungkinkah seluruhnya (jiwa dan raga) berpindah sama2 kealam lain... yg bukan dunia fana ini. tetapi itu cukuplah.

      Baca di AL-Qur'an yaank...betapa mudahnya membuka utk meneliti satu persatu isi kitab itu yg telah ada sejak berabad-abad lalu yg berbicara ttg eksistensi manusia, alam semesta, dan seluruhnya, lengkap belaka. Agar menjadi pedoman hidup utk tidak keliru menentukan pilihan.....tempat berpindah atau tempat kembali!.

      Dialam sana sesuai petunjukNya, ber-ruang2 ber-pintu2, atau juga ber-tingkat2, seperti jg kira2 didunia ini.

      Singkatnya, sekarangpun dirimu dgn papa berjauhan tempat (kamu di Solo dan papa di Tenggarong) tp apakah kita terpisah?????. Dan sekarang ini jika kita mau apakah kita tidak bisa bertemu dan berkumpul terus?????. Jawabnya jelas, BISA!



    • Wong Embi Yen
      Alloh Sang Kholiq, menciptakan manusia dgn kelengkapan yg disebut paling sempurna (paling lengkap, multi dimensi, multi rumit, super ilmu mekanisme dan sistim, dibanding dgn makhluk lainnya).
      Dgn dmkian, logikanya saja, atau sebatas akal saja, apakah yg tak mungkin dilakukan dan bisa terjadi (ssuai kehendakNya) bagi manusia?

      Ratna, papa tanya, ketika Nabi Muhammad SAW, di isro' dan lalu di mi'rojkan itu jiwanya saja atau bersama jasadnya?

      Dan bertemukah beliau dgn insan2 terdahulu termasuk sang bapak segenap manusia, Adam As?



    • Wong Embi Yen
      dengan begitu cayangku...., masihkah ada keraguan dihatimu ttg apa saja yg prinsipiil ttg eksistensi manusia ini?
      bahkan cayaaank..., benar adakah korelasi tak terputus antara manusia dan alam semesta ini?
      Kita sama2 tahu belaka ilmu siklus kehidupan, rantai kehidupan, sebab-akibat, segala ciptaan ber-pasang2an, juga unsur2 dari wujud ciptaan. Dan apakah unsur2 yg ada didiri manusia?
      Carilah jawabnya, seiring dgn berjalannya waktu (artinya kesempatanmu) tp jgn dipaksakan harus segera tahu, krn perjalananmu insyaAlloh akan menyampaikan sendiri pd pengetahuan itu secara alamiah skr ini, sepanjang engkau berpegang teguh kpd ajaran Alloh SWT. Amiiin ya Robbal alamiiin.



    • Wong Embi Yen
      Cayangku, bagi manusia, itu semua berhubungan dgn yg nyata dan yang ghoib...padahal keduanya satu jua. pusing ya he he...
      utk memudahkan membedakannya bolehlah dgn percontohan sederhana, engkau saat ini sdg menghadapi komputer utk berinteraksi dgn papa, ini nyata bukan?
      sekarang ini diluar kamarmu yg berbatas dinding tak tembus pandang, ada motormu digarase. tampak olehmukah motor itu dari ruang komputermu saat ini? tidak. Dan yakinkah kamu motor itu ada? Dan motor yg ada digarase itu benarkah motor milikmu? Nah kira2 itulah dan begitulah... yg ghoib, tak tampak tapi nyata ada, jadi satu jua bukan? Riil.

      Tenggarong, 20 Nopember 2010

Kamis, 18 November 2010

GAYUS BERAKSI LAGI

- Pindahan dari FB Wong Embi Yen -

Pernyataan bang Buyung di MetroTV punya bbrpa dimensi al :
* Pasang badan
* Pengakuan : - Gayus bersalah
                           - Banyak yg terlibat
* Tekad tetap satunya kata dan perbuatan, membongkar mafia hukum dan   perpajakan.

* Manfaat :
   - Mmperbaiki nama korps advokat
   - Pmbelajaran bg masyarakat
   - Mmpertahankan “harapan” bg tegaknya hukum di negara ini.
 

Lanjutkan bang!.



19 jam yang lalu · ·


    • Wong Embi Yen  
      Yg menarik, cermatan pada satu persatunya, bisa membuka banyak tabir gelap dan abu2 yg menyelimuti tubuh kehidupan dinegri ini. Tapi hari-hari kedepan ini sekali lagi sikapi saja dgn relaks, sbb kita akan disuguhi kejadian tragis-ironis bangBuyung dan akrobat politik yg luar biasa memuakkan, tp tokh kita sdh trbiasa he he...klu ga mau melihat memang mungkin lebih baik, krn memang ga ada manfaat nyata bagi perbaikan negri ini, pen!

    • Didik Ketutnugroho hidup Indonesia...... MERDEKA!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!

    • Wong Embi Yen
      ‎* Pasang badan, sdh mnjadi jamak-lumrah, jaman skr ini orng yg berkata lugas ssuai hatinya tp meyangkut orang lain wlu dgn niat memperbaiki spy keburukan tdk kian menjadi, malah hrs berhadapan dgn ancaman, intimidasi bhkan smpai tindakan f...isik. Bang Buyung sdh membuka borok bbrapa orng termasuk institusi tertentu yg dinilai tidak mampu.

      * Bang Buyung mau tetap mmbela Gayus dlm posisi ingin menempatkan persoalan sesuai kenyataan yg terjadi, bkn skdar cari bayaran dan utk "membebaskan/meringankan kasus kejahatan Gayus, ttpi utk membongkar inti kasus dgn sebarannya trmasuk siapa saja yg terlibat bersalah dan mengambil keuntungan dgn menipu negara (korupsi, kolusi dan manipulasi), seluruhnya!.

      Bayangkan saja, mereka yg terlibat adl wajib pajak raksasa dan sdh berlangsung brapa lama? bertahun-tahun!. makanya siapapun yg pingin mengorbit jadi menteri keuangan atau perdagangan atau mentri2 perekonomian manapun lewat jalur dirjen pajak, pasti sang dirjen itu bisaaa aja mencapai target pemasukan pajak yg diembankan kpdnya he he...lha wong karek tekan sana tekan sini trmasuk menarget anak-buahnya, shg sistim disitu berantakan dan mudah dipakai bermain-main. sungguh memang tinggal manusia2nya, mau bener apa mau rusak (dan rusak ini seakan baiiiik saja krna memahami agama yg dianutnyapun salah, menyuap malaikat pencatat dan seakan melihat tuhan kerjaannya tidur kaleee). Bab iki yen dibahas..entek amek kurang golek merga kabeh ya wis ngglethek kemleler neng ngarep mata, wis membudaya!

      * Tekad satunya kata dgn perbuatan, gampang diucap tp halaah mana bukti nyatanya..sdh dmikian langka. tapi bangBuyung agaknya sdh sampai titik nadir kemuakannya jadi jiwanya terpanggil, ya smga ga malah jadi tumbal, ga pa2 bang, mencari sejarah nama baik buat kebanggan dan teladan anak-cucu. Anak-cucuku pun akan menganggap teman pada anak-cucu abang, kita faham belaka perputaran kehidupan ini he he he...

      * Manfaat memperbaiki nama / citra korps advocat atau lawyer atau pembela hukum. Ya, image masyarakat luas saat ini kpd korps berlabel hukum itu sdh sdmikian buruknya kan? sdh mnjadi rahasia umum, artinya jane di-tutup2i keburukannya tp terlanjur smua orang tahu belaka.

      * Manfaat pembelajaran bagi masyarakat banyak (yg belum faham tupoksi advocat) yg bukan sekedar profesi pencari nafkah dgn mencarikan kemenangan bagi kliennya yg berkasus hukum, wlu terbukti salah bisa ringan hukumannya bhkan ada yg bebas murni, shg anekdot maling ayam dihukum gantung koruptor raksasa BLBI bebas merdeka tetap eksis jadi raja bisnis dan pengatur kinerja pejabat negara, hukum hanya berlaku bagi wong cilik, dst dst (dgn memelintir dan mencari celah-celah hukum dgn beribu dalih dan berbekal kemampuan berkilah, adu mulut sampai diskusi kebo!!!)

      Artinya, bang Buyung mengembalikan fungsi advocat sbgmna mustinya, sbg korps jajaran penegak hukum, yg mengarahkan kasus hukum yg dihadapi berjalan tanpa merugikan siapapun, klien yg harus dihukum maksimal 10 th tdk keliru jadi 12 th, karena dia yg juga melek hukum. Adu argumentasi diskusi kebenaran hukum yg musti ditegakkan, mencari utk menemukan dan mendudukkan proporsi hukum yg semestinya jg berazaskan keadilan dan kemanusiaan! ta?

      * Manfaat mempertahankan "harapan" tegaknya hukum di negri kita ini, yg sdh patah-arang, sdh nyaris punah, dan berganti hukum rimba. yg ini ga usah dibahas juga, krn hampir smua mnjadi gampang emosi, mengedepankan amuknya, tp yg tdk sdg berkasus mencibir bibir, dan sbagian lainnya cuma bisa mengelus dada...tak berdaya, pasrah dan kemudian sikapnya masa bodoh! ta?
      Jika negeri ini tetap mau eksis sampai akhir zaman, ya mau ga mau harus tetap punya "harapan", harapan hukum sbg panglima bkn hukum dibawah telapak kaki penegak hukum dan kaum berkuasa (jabatan, harta dan koneksitas).

      Nangis beb, jika mengingat stempel diri, lembaran merah-putih, burung garuda, naskah proklamasi dan uud 45, yg dgn tegas menyatakan cita2 Kedaulatan, Keadilan dan Kemakmuran, bagi seluruh Rakyat Indonesia dan NKRI !!!.

      ya masDidik, semoga hidupnya Indonesia kedepan tetap dan benar2 dalam kebaikan sesuai cita2nya yang...dalam roh Merdeka!!!!.

 - Tenggarong, 19 Nopember 2010 -

 

 

Selasa, 16 November 2010

MAKNA TEMBANG KUNA

Seorang tua renta dengan tongkat penopang tubuh
pakaian sangat sederhana tertatih melewatiku
terdengar rintihan jiwanya lewat tembang :
Kelek-kelek biyung sira ana ngendi
enggal tulungana
anakmu kecemplung warih...
Tiba-tiba kutercenung pada maknanya yg bisa kemana-mana, duhai...
- Wong Embi Yen -
Tenggarong, 16 Nopember 2010

KURINDU

Kurindu Ibrahim
kurindu Ismail
kurindu Siti Hajar
 

Negri ini menangis
planet bumi ini menangis
alam semesta ini menangis
rindu jumpa Ibrahim Ismail Siti Hajar
rindu kehadiran pribadi-pribadi seperti mereka.

 

Kurindu Ibrahim
pribadi teladan kesanggupan berkorban tiada tara
seorang putra yg didamba sepanjang 900 th
milik paling berharga dalam hidupnya
penerus sejarah hidupnya
demi kepatuhan kpdNya
ia ikhlaskan dan laksanakan

Semesta ini rindu kehadiran Ibrahim
pribadi-pribadi Ibrahim
pribadi-pribadi yg ikhlas
mengorbankan apapun
demi memenuhi perintah AgungNya
membaktikan diri bagi sesama.

Maka Alloh tak membiarkan ia berduka
dan menggantikannya dgn suka cita
perintah itu bermakna ujian semata
ketaatan tanpa reserve.
 
Kurindu Ismail
sang teladan keikhlasan kelembutan
ketaatan sekaligus keberanian dalam kebenaran
remaja terdidik yg berbakti tanpa reserve kpd orangtua
ia tak menyangkal tak menolak dan justru dgn lembut meyakinkan
sang bapa melaksanakan pengorbanan perintahNya.

Semesta ini rindu kehadiran Ismail
pribadi-pribadi yg sepertinya
yg pasrah dlm ketaatan
keyakinan kebaikan utk dikorbankan
demi kemaslahatan sesama.

Maka Alloh tak membiarkan ia mati
dan menggantikannya dgn kemuliaan
perintah itu membuktikan kesebalikan hasil
dibalik duka pasti suka dibalik sulit pasti mudah
dan segalanya diciptakan berpasangan.


Kurindu Siti Hajar
suri tauladan pribadi agung
istri yg tunduk patuh kpd suami
ibu yg mendidik dan mencetakkan pribadi mulia
bagi anak sehingga memiliki jiwa seluas samudra
wawasan seluas angkasa raya
keluhuran budi yg didasari ketaqwaan
kelembutan sikap kpd sesama
tanpa prasangka buruk kecuali keyakinan
kebenaran akan berada dipihaknya

Oooo ibuuu....
semesta ini, kami ini sungguh merindukanmu
mendamba kehadiranmu disisinya disisi kami
kami tak sanggup hidup tanpa belaian lembut kasih sayangmu
tanpa kalimat-kalimat indah pelipurmu yg memberanikan kami
yg menyemangati yg melembuti yg mengarahkan kami kepada
kebenaran pengabdian kepadaNya dan sesama shg hidup kami
bermakna.

Ooooo ibuuu...
bagaimanapun sejauh langkah yg telah kami tempuh ini
jika menyalahi nasehatmu selalu bisa kami meminta maafmu
jika sesuai harapanmu ini untukmu duhai ibuku, ibu kami semua.....
 
- Wong Embi Yen -
Tenggarong, 16 Nopember 2010
Seusai Sholat Idul Adha

Minggu, 14 November 2010

INTERVENSI

 - Pindahan dari FB Wong Embi Yen -
Pingin ngomong bab intervensi
(tapi kalau ga dengkelen dhewe ya panjang he he ...)

Intervensi :
Menurut kamus artinya Campur-tangan atau Perantaraan (padahal rasanya si masih banyak lagi artinya)
Dalam prakteknya untuk banyak hal, tapi terbagi dua point saja hasil atau akibat yang mengikutinya, positif atau negatif.

Misalnya pada :
Kasus perselisihan antar anak dalam sebuah rumah tangga, anak-anak yang belum dewasa atau jika sudah sama-sama besarnya tapi tidak bisa bersikap dewasa. Perselisihan itu otot-ototan dan sulit dilerai karena saling berkeras memegang kebenaran versi masing-masing, pokoknya seru deh. Orang-tua sebagai fihak yang lebih memahami kebenaran, lebih luas wawasan dan pengalaman hidup, lebih dewasa dan bijak, juga berpengaruh kuat bagi anak-anak itu, dan diyakini tidak berat sebelah, tidak akan pilih kasih, maka wajib mengintervensi dalam arti campur-tangan iya dan menengahi iya, dengan niat melaksanakan amanah sebagai orang tua yang semestinya, berlandaskan sikap kasih sayang tulus dan murni demi kemaslahatan hidup dan kehidupan anak-anaknya, guna :
  1. Mendudukkan perkara pada porsi kebenaran yang sebenarnya, sehingga yang salah sampai bisa menyedari dan mengakui kesalahannya, yang benar tidak kemudian jingkrak-jingkrak gembagus.
  2. Mencarikan jalan keluar yang terbaik sehingga perkara tuntas abgi kedua belah pihak
  3. Mempertahankan kerukunan, kebersamaan dan kekeluargaan
  4. Mencapai kemaslahatan, menjauhkan kemudharatan apalagi kehancuran
  5. Apalah lainnya pokoknya yang menjadikan baik.
Atau kasus cekcok suami-istri yang berlarut-larut dan sulit didapat titik temu bahkan sudah  membahayakan anak-anak dan keutuhan rumah-tangga, maka diperlukan intervensi dalam wujud sebagai perantara atau penengah yaitu pihak ketiga, sampaipun ke level pengadilan agama yang menjunjung tinggi azas mempertahankan keutuhan rumah tangga, bukan cepat-cepat memutus vonis bubar dan cepat-cepat juga membagi harta gana-gini (mestinya fungsi pengacara juga harus begitu, bukan mencari jalan kemenangan kliennya, jangan kemudian justru yang menang adalah pengacaranya ha ha ha…, menang diatas penderitaan yang kalah. Kalau ada pengacara yang juga berprinsip sama sebagai mana semboyan PA itu ya baguslah).

Atau kasus cekcok masalah adat yang mengarah keperpecahan masyarakat adat, maka perlu intervensi tokoh-tokoh masyarakat yang memahami adat-istiadat yang berlaku dan dijunjung tinggi, bahkan jika sudah diperlukan juga intervensi aparat pemerintah setempat, berfungsi sebagai penengah atau perantara dan penentu bahkan penegak kebijakan negara.

Atau kasus tak menentunya harga kebutuhan pokok dipasaran, maka perlu intervensi dari penentu kebijakan ekonomi dan perdagangan, dengan mengingat kemaslahatan ekonomi makro negara dan dalam koridor membela kepentingan rakyat.

Atau kasus percekcokan antar penganut agama atau suku atau ras, maka intervensi negara justru mutlak harus dilakukan, campur tangan langsung negara dalam hal ini aparat pemerintahan dengan sagenap perangkat yang ada guna menegakkan keadilan dan kebersamaan dalam keBhineka Tunggal Ikaan, persis sesuai dengan fungsi dan amanat UUD dan peraturan-peraturan dibawahnya yang berlaku. Dan kasus-kasus lainnya besar-kecil, berskala sangat sederhana sampai yang sangat prinsipiil dalam kehidupan ini.

Dst. dst...

Untuk yang negatif
Misalnya kasus campur-tangan orang tua pada kehidupan anak-anaknya dalam banyak hal, yang tak semestinya dicampuri. Termasuk anak dipaksa harus jadi insinyur atau dokter padahal anaknya nyata-nyata tidak tertarik pada ilmu-ilmu eksakta. Atau orangtua yang artis besar memaksakan anak-anaknya mengikuti jejaknya padahal anak-anaknya lebih berminat pada profesi-profesi lain. Atau anak yang sedang tumbuh dipaksa memikul beban tugas yang bukan porsinya, atau yang intervensi yang seakan-akan sederhana saja seperti seorang bapak mengajari anaknya melukis dengan memegang tangan si anak agar tangan sikecil itu mengikuti kemanapun maunya tangan si bapak, jadi yang terlukis adalah lukisan si bapak, sehingga kemerdekaan anak itu tertindas-musnah.

Atau kasus orang tua yang suka campur-tangan dalam bentuk mempengaruhi apalagi memaksakan kehendaknya dalam banyak hal pada rumah-tangga anak-anaknya, seakan-akan demi kebaikan si anak. Kalau tidak dituruti maka si orang-tua itu lalu ngambek, menyalah-nyalahkan, bahkan ada yang merasa sakit hati malah menjadi sakit stresslah, jantunganlah, leverlah, inilah itulah, ga peduli (atau ga tahu?) akibatnya paling tidak anak-anak itu justru kesulitan bersikap mandiri

Atau kasus tokoh masyarakat yang merasa berpengaruh, berwibawa kajen-keringan, merasa paling miluhur dan winasis, lalu seenaknya memaksakan ritual adat tertentu yang harus dilaksanakan oleh lingkungannya, padahal masyarakatnya tidak semua menyukai adat itu apalagi yang bertentangan dengan keyakinan dari sebagian besar masyarakat disitu. Sehingga yang terjadi berikutnya adalah keresahan dan kekacauan.

Atau kasus dipaksakan masuknya bahan-bahan konsumsi kebutuhan dapur dari luar yang digelontorkan dipasaran padahal produksi setempat untuk bahan-bahan yang sama sangat berlimpah tapi terpinggirkan dengan alasan kwalitas dst. Intervensi model inilah yang bener-bener menjengkelkan, menyakitkan dan mempurukkan perekonomian, bukan saja petani dan pekebun kita yang dirugikan, tetapi juga rakyat keseluruhan. Ini membuktikan intervensinya oknum-oknum yang punya kewenangan (jelasnya penguasa yang berkolaborasi dengan produsen tertentu) untuk keuntungan pribadi atau kelompok, sebab jika itu merupakan kebijakan pemerintah, we lah brarti pemerintah bingung, ga ngerti yang bener itu yang bagaimana, apa ya mungkiiin? ga lah.

Atau kasus dibangunnya ini-itu padahal kebutuhan riil masyarakat bukan bangunan itu tetapi bangunan lain yang lebih menyentuh hajat hidup atau kebutuhan masyarakat, sehingga dengan adanya bangunan-bangunan itu justru mengganggu, menelantarkan bahkan mematikan sendi-sendi kehidupan rakyat banyak, yang telah berfungsi dan eksis sebelumnya. Model intervensi seperti ini jelas intervensi kebijakan pemerintah didalam pemerintahan itu sendiri (sebab jika kebijakan yang benar-benar mengikuti aturan perundang-undangan apalagi merujuk dan mengingat sebaik-baiknya amanat pembukaan UUD 45, pasti ga akan terjadi yang begituan, 'caya deh). Yang begituan jelas merupakan bukti konkrit tidak nyambungnya aspirasi rakyat dengan pemahaman yang dimiliki oleh sang pemegang kebijakan. Banyak yang mengistilahkan sebagai kebijakan yang tidak membumi.

Atau kasus-kasus, segudang kasus seperti yang telah sekian lama merebak berkembang luas sampai sekarang ini, sehingga bentuk atau wujud intervensi itu menjadi begitu samar, menjadi barang absurd , barang yang dipakai untuk main-main, untuk memainkan perannya masing-masing, untuk bertahan tetapi juga untuk menyerang, untuk mengamankan sekaligus mencapai tujuan. Pokoknya jika tidak teliti, tidak benar-benar diperhatikan runutan kisah dan statusnya sesuai tahapan-tahapannya, jika tidak wening, maka apakah itu intervensi positif atau negatif, atau apakah itu murni benar atau agak benar sudah ga jelas lagi, tetapi itu seakan sudah menjadi barang lumrah, wajar-wajar saja, yang pasti intervensi yang berstatus negative seakan sudah ga dipedulikan lagi sehingga bisa dibilang ga ada yang negatif, tumpang-tindih dan amburadul, dan itu semua “hanya” demi kemenangan (berarti ada yang kalah….dan tunggu waktu pasti yang kalah akan membalasnya), bukan demi kemaslahatan yang tak mengenal istilah dan tujuan menang-kalah. Last but not least, yang menjadi masalah adalah ketika ini semua berlangsung  di elite negeri ini.

Yuk, coba kita perhatikan sedikit saja contoh dari hamparan luas kejadian intervensi yang sesungguhnya negative atau tak seharusnya atau tak layak atau yang bahkan sudah melanggar aturan kebenaran yang dianut negeri ini (baca UUD 45, Pancasila dan Nilai-nilai Luhur Perjuangan Kemerdekaan juga Kepribadian Bangsa atau jelasnya nabraki buday adiluhung).

Contoh paling dan sedang “in” saat ini, kasus Mr. Gayus. Logika dan arus suara batin siapa yang tidak menyatakan 1000% itu tanpa intervensi? Kasus grasi untuk para koruptor? Kasus Bibit Candra? Kasus seorang perwira dalam sekian hari melompat pangkatnya (jadi ingat juga yang terjadi di Korea Utara, hiii..ko ra beda si..)?  Kasus-kasus umum terpidana yang berduit hukumannya cuma secuil tahun dan selama ditahanan itupun bebas melenggang kemana-mana untuk tetap bisa menikmati apa saja (perhatikan,  pasti kenikmatan yang berstatus “maksiat”, mubadzir-mudharat dan kian jauh dari makna bertobat). Mau contoh yang lebih banyaaak? Capek nulisnya ah!.

Maka kalau sekarang alam di negeri ini bergolak, bukankah itu juga akibat dari intervensi negatif / campur tangan manusia yang tak semestinya tak seharusnya tak layak bahkan jelas SALAH !.

Alloh SWT tak perlu berbuat apapun apalagi marah, tetapi sistimNya-lah (yang telah diberlakukan sejak masa penciptaan alam semesta seisinya) otomatis bergerak memencet tombol merah bagi dan di status alam ini, dan alam itu masih bagian mikro-mikronya yaitu Indonesia. ASTAGHFIRULLAAH.

Tulisan ini samasekali belum mewakili keruwetan yang berlangsung seperti tiada henti-hentinya ini.
Hanya karena kadang masih dipaksa untuk bersikap excuse, teruuus begitu, sementara kerusakan terus berlangsung kian memperpuruk seluruh kondisi hidup dan kehidupan ini... 
Pun mengingat yg seperti ini sudah bukan sesuatu yg dipedulikan oleh tidak sedikit saudara kita sendiri, sehingga kadang memang melemahkan semangat dan berkecil hati utk membiarkan hidup ini berlangsung dan dijalani begitu saja asal punya pekerjaan tetap, masa dpn klga terjamin, punya papan tak kekurangan pangan dan pakaianpun bisa bertumpuk dilemari (hingga karyawan rumah tangga atau msh banyak dipakai istilah "babu minimal pembantu" kecapekan gembrobyos nyetrika tak ada habisnya)  
ha ha ha capek deeh....


- Tenggarong, 14 Nopember 2010 -

Jumat, 12 November 2010

DATAN OWAH

- Wong Embi Yen -

Tan bakal bisa linirwakake
gumelar jembare pepiling edi
kang wus den ukir ana ing watu gunung
ing tetuwuhan pengkuh lan gegodhongan ijo
ing wedhi gisik lan dhasare samudra
ing pojok-pojok kutha lan karang padesan
ing mega putih kapas lan warnane kluwung
ing padang-jingglang awan lan ndhedhete wengi
ing panas terik bagaskara lan pasuryane rembulan ndadari
ing tetesing udan nggrejih lan pusere angin lesus
ing suka-rena gegojegan lan ombake nestapa lara lapa
kabeh pinatri sayekti sajroning netra lan sarandune pengangen
hamung lelumban ing segara madu kabagyan sih katresnan tulus
duh sigaraning nyawa
papanmu ana telenging atiku 

- 6 Februari 2010 -

Kamis, 11 November 2010

(GURIT JRIH TINILAR - Serial Refleksi Pasca Romadhon 1431 H)

- Wong Embi Yen -

JRIH TINILAR

Linambaran raos mongkoging manah amargi sedaya nikmatiPun tansah kajiwa kasilira
sinartan raos bombong amargi tansah jinangkung ing sih pangayomaniPun
dalah raos gumbira amargi maksih pinaringan kesempatan
ananging ugi kinanthen raos duhkita badhe tinilar wulan utami

Lelandesan keyakinan lan kapitadosan lair tumusing batos
panjenganiPun Gusti Alloh sayektos datan saget kininten karenaniPun
pindha kawistingal nggelar pasamuan agung nyuntak segara madu
nguningani para hambaniPun sami ndheku manungku manembah
tumungkul asung panuwun tetawan tangis kabagyan
pinaringan gesang kabalebeg kebak ing sih katresnaniPun

Duh Gusti Alloh Ingkang Nyipta Saindenging Jagad Raya
Ingkang Murba Wasesa Gesang lan Panggesanganing sadhengah makhluk
Ingkang Ngasta Kodrat Iradat Inayah Hudan ugi Adzab
Ingkang Ngasta Panguwaosing Kiyamat Surga miwah Neraka
mugya saestu paring aksama dumateng kawula ingkang kebak ing sia-sia
ingkang taksih kabuntel ndhut kanisthan klebus hawa-nafsu kadonyan
ingkang mawongsal-wangsul mangsuli seganten kadurakan kalimput ing kalepatan

Ya Robbanaa dzolamnaa anfusanaa wa illam taghfirlanaa wa tarkhamnaa lanakuunanna
minal khoosiriin
amiin ya Robbal alamiin
ya Arkhamar Rookhimiiin

- 6 September 2010 -
(Serial refleksi pasca Romadhon 1431 H)