Rabu, 10 November 2010

JANGAN PERNAH MENYERAH NAK

oleh Wong Embi Yen pada 21 Juli 2010 jam 12:44

Nak, syukurlah disini masih tersedia sedikit beras dan minyak
diluar sana anak-anak sepertimu tergolek merintih kesakitan
karna lapar dan ada yang karna hampir sekujur badan terbakar
ironisnya justru banyak orang yang memanfaatkan keadaan itu.

Nak, syukurlah untukmu disini masih tersedia buku dan pena
diluar sana anak seusiamu banyak yang menangis tanpa henti
karna tak ada biaya sekolah malah ada yang harus gantung diri
dan jangan tanyakan dana berlimpah yang konon untuk mereka.

Nak, syukurlah disini masih hangat nyaman dan tenteram
diluar sana banyak rencana jahat dibuat tipu daya diformat
berebut kemenangan atas nama kebenaran masing masing
hingga tak lagi peduli ketika menggilas kebenaran itu sendiri.

Duhai anakku sayang …:

Agamamu mengajarkan untuk peduli dan berbagi
jikalau perlu hingga tak berfikir untuk diri sendiri
dilandasi keyakinan ketulus-ikhlasan dalam hati
dan tidak berharap sanjungan ataupun pengganti

Alloh menyuruhmu terus mencari ilmu
lalu stiap yang kamu dapat musti dibagi
agar semua pandai dan siap mengembani
amanah luhur sebagai khalifah dibumi ini.

Duhai anakku malang…:

Walau mustinya belum saatnya kamu tahu apalagi mengalami
gelap dan kejamnya dunia sekelilingmu tapi baik kamu sadari
banyak sesamamu yang tak beruntung dan tak berharapan lagi
jadikan pemantik semangat meraih cita-cita yang kamu ingini

Ayo, lakukan dan maju terus
tak usah menoleh kebelakang
tak usah pedulikan rasa takut mencengkeram
terjanglah apapun siapapun yang menghalang.

Selama masih ada kesempatan
walau lilinpun tinggal sebatang
walau pandangan tinggal bayang-bayang
walau kata tinggal sehuruf mampu disuarakan
walau keringat dan darah tinggal setetes
walau nafas tinggal setarikan
walau Izrail sudah siap dihadapan
taklah akan kami biarkan kamu sendirian
Alloh dan jiwa kami ada didalam dirimu, anakku.


Tenggarong, 21 Juli 2010
(Refleksi untuk Indonesia 65 th)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar