Senin, 08 November 2010

MUNAJAT MALU

                                                                                                      - Wong Embi Yen -

Wahai pemilik keselamatan hakiki
sapaanMu senantiasa lembut setiap saat ku alpa dan berselimut kemalasan
sentuhan tangan halusMu membaluri jiwa kerontangku dengan cahaya kasihMu
jelaga pekat disekujur badan sirna berganti halus-lembutnya kelopak mawar
bara api didada padam seketika berganti pohonan rimbun kesejukan
daun-daun keislaman nan layu segar kembali akar-akar keimanan tegar kembali
bunga bermekaran mewangi memenuhi ruang dan waktu
buah amalanku? ooo.. aku malu mengatakannya
karena sezarrahpun rasanya tiada kubuat
dikemampuan yang Engkau limpahkan kepadaku
walau sezarrahpun pasti Engkau jadikan buah terlezat bagiku

Engkau tunjuki daku jalan ketaatan setelah ketaatan yang baru lalu
Engkau berikan daku kebaikan setelah kebaikan sebelumnya
Engkau hamparkan manisnya amalan-amalan sholeh
dan pintu-pintunya Engkau buka kian lebar
untuk sepuasku menikmati
yang kan memasukkanku kedalam golongan selamat
dan sama sekali bukan Engkau gulung hamparan kesempatan itu
tidak Engkau tutup pintu-pintu itu sehingga daku tersesat dan mati meranggas

SapaanMu begitu lembut dikala ku tak hirau dan kian basah kuyup barmandi dusta
Jari-jemari halusMu mengurapi jiwa kotorku dengan air kembang surgaMu
membuka simpul-simpul urat nadi kesadaranku melonggarkan nafasku
membebaskanku meladeniku mempersilakanku
merengkuh ridhoMu
terimakasih

Duhai Robb yaaa Illahiii...... hamba malu

                                                                                                   - 17 September 2010 -
                                                                                         Refleksi Pasca Romadhon 1431 H

Tidak ada komentar:

Posting Komentar